Menjadi Indonesia dengan Merenungkan Sejarah

on Jumat, 02 Desember 2011
Banyak darah bercucuran di bumi pertiwi, hanya untuk memperjuangkan masa depan bangsa ini. Sekian ribu nyawa melayang, hanya untuk mempertahankan kehidupan anak cucu yang akan meneruskan cita-citanya. Harga  diri mereka terabaikan hanya demi melambungkan martabat negeri ini di kehidupan yang akan datang. Maka sungguh ironis sekali di masa kini, jika seseorang tidak mencintai Indonesia.  
Tidak hanya perjuangan secara frontal dan penuh pergolakan fisik itu saja yang terjadi dalam perjalanan sejarah negeri ini. Perjuangan para diplomat masa lalu yang menasbihkan segenap pikirannya untuk bangsa ini juga patut dijadikan pelajaran bagi masyarakat Indonesia. Lihat saja presiden pertama kita Ir Soekarno. Salah satu proklamator kemerdekaan bangsa Indonesia ini telah merasakan pahitnya mendekam di penjara dan diasingkan di tempat terpencil. Ini semua terjadi karena pemikiran-pemikiran cemerlang mereka.
Tidak hanya bung Karno saja, teman politiknya yang menjadi wakil presiden pertama Indonesia yaitu bung Hatta juga bernasib sama dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Suasana penjara menjadi tempat yang tidak asing lagi olehnya. Serta masih banyak pahlawan negeri ini yang mengenyam ganasnya zaman penjajahan dan kekerasan masa lalu.
Menelaah lebih jauh ke belakang ketika Indonesia masih terbagi menjadi kerajaan-kerajaan lokal yang bersifat kedaerahan. Mulai dari zamannya kerajaan Kutai sampai zamannya kerajaan Majapahit yang beraliran Hindu. Dilanjutkan dengan kerajaan Samudera Pasai di daratan Aceh yang bernuansa islami sampai penyebarannya ke seluruh pelosok negeri ini.
Tercatat dalam sejarah, setiap kerajaan tersebut melawan aliran imperialisme dari barat, tersurat juga ketika berbagai pertempuran terjadi, dan pertumpahan darah tidak terelakkan lagi. Sebagai contoh, Sultan Hairun dari Kerajaan Ternate dihukum mati oleh penguasa Portugis dengan cara dipenggal kepalanya hanya karena alasan Portugis tidak suka dengannya. Selain contoh itu, kita juga dapat melihat bagaimana perjuangan para nenek moyang zaman kerajaan melawan keganasan monopoli pasar dari para penjajah barat.
Dari uraian sejarah Indonesia secara garis besar di atas, cukup jelas bahwa sejarah yang membuat besar bangsa ini sungguh banyak. Bangsa ini terwujud bukan karena perjuangan instan, tapi dengan penuh pengorbanan perjuangan yang dilalui berabad-abad lamanya. Nah, persoalannya sekarang adalah bagaimana rakyat Indonesia yang masih bisa bernafas dan menghirup udara segar di negeri ini bisa menghargai dan menghormati jasa-jasa pahlawannya.  
Pengorbanan suci para pahlawan seharusnya dibalas cinta oleh rakyat Indonesia itu sendiri. Banyak yang bisa dilakukan oleh setiap individu untuk menyatakan cintanya kepada Indonesia di era baru saat ini. Diantaranya, para siswa dan mahasiswa besungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Rakyat Indonesia memakai produk dalam negeri. Para pemimpin bangsa serius dalam mengatasi kemiskinan dan penganguran. Para pemimpin bangsa ini tidak melakukan korupsi, dan masih banyak lagi.
Jika ada keinginan yang besar dari rakyat Indonesia untuk membuat para pahlawan tersenyum maka bangsa Indonesia ini akan menjadi bangsa yang besar. Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya? Seharusnya itu menjadi renungan dari setiap warga Negara Indonesia itu sendiri. Setiap pahlawan pasti menginginkan para penerus langkahnya mewujudkan cita-citanya. Para pahlawan menginginkan generasi setelahnya menjadi individu-individu yang mengerti esensi dari kata berkorban. Para pahlawan juga menginginkan setiap rakyat Indonesia menjadi Indonesia yang sesungguhnya. Yaitu menjadi bagian dari perwujudan cita-cita para pahlawan yang dititipkan ke hati para generasi setelahnya.
Sekarang apakah kita sudah ambil bagian dari perwujudan cita-cita tersebut? Apakah kita telah menjadi Indonesia seutuhnya? Pertanyaan singkat tersebut tentu sangat susah dijawab, mengingat kondisi Negara Indonesia seperti saat sekarang ini.

2 komentar:

Aldo K. Wachyudi mengatakan...

Mudah Teori Susah Praktek.
Uruslah dirimu sendiri dahulu, buatlah dirimu seberguna mungkin bagi masyarakat, jadilah pengusaha yang menjadi pahlawan devisa, jagalah hati ini bersih dari korupsi.

MINORITY VOICES mengatakan...

siip do...emang begitu secara pemikiran realistisnya...tp tulisan diatas adalah seseotang yang idealis do...hahahaha...."salam suara minor"...

Posting Komentar