Idul Adha dan Kampung Halaman

on Minggu, 06 November 2011

Kampus ITS,MV – Masjid Manarul Ilmi menjadi saksi bisu para mahasiswa yang tidak memiliki kesempatan untuk pulang kampung. Pasalnya, para mahasiswa ini pada minggu pagi (6/11) melaksanakan shalat id di masjid kebanggan ITS tersebut.
Idul Adha kali ini dirasakan berbeda oleh beberapa mahasiswa ITS. Khususnya para mahasiswa baru (maba) yang baru kali ini merasakan Idul Adha tidak bersama keluarganya ditanah kelahiran mereka sendiri. Dalam kejadiannya, banyak alasan untuk mahasiswa tersebut tidak kembali ke rumahnya dan memilih tetap tinggal di asrama mahasiswa ITS atau di kostnya.
Sebagai contoh Reza Maulana Sani Siregar, Pemuda kelahiran Sukabumi, Jawa barat ini terkendala jarak untuk tidak pulang kampung. “Butuh banyak ongkos untuk pulang ke Sukabumi, toh liburnya kan Cuma satu hari ” ujar Reza saat ditemui di kamar asramanya. Ketika ditanyakan bagaimana perasaan pria ini berlebaran dikampus dia menjawab “ Sebenarnya sedih juga sih tidak bisa ketemu orang tua dan saudara di Sukabumi, tapi mau gimana lagi ambil positifnya aja” ungkap mahasiswa jurusan Teknik Mesin 2011 ini.
Berbeda dengan Nungki Dian, mahasiswi kelahiran Malang ini memiliki alasan lain untuk tidak pulang kampung. Jarak bukan alasan untuk dia tidak pulang kampung. “Aku tidak pulang ke Malang karena tugas kuliah yang banyak dan juga ada ujian pagi hari Senin besok” ungkap cewek jurusan Teknik Elektro 2011 ini. “Mending saya membusuk dikost-an untuk mengerjakan tugas yang banyak ini, dari pada pulang ke Malang yang membuat tubuh letih” canda Nungki. Ketika ditanyakan  perasaannya lebaran tidak bersama keluarga, dia menjawab dengan lunaknya “ Rasanya sedikit aneh dan sepi karena tidak ada orang dekat  dalam lebaran kali ini” pungkasnya.
Keadaan yang lebih rumit dirasakan oleh Muhammad Ihsan, mahasiswa jurusan Teknik Sipil 2011. Pasalnya, sudah dua kali lebaran dia tidak pulang. Idul Fitri yang lalu dia juga tidak pulang, dan kesempatan juga tidak mengizinkannya untuk pulang di lebaran Idul Adha kali ini. Pria yang biasa dipanggil Ihsan ini mengaku kalau jaraklah yang menciptakan kondisi seperti ini. Bagaimana tidak, asal Ihsan yang dari kota Bukittingi, Sumatera Barat lah yang mengurungkan niat Ihsan untuk menginjakkan kaki kembali di tanah kelahirannya. “Aku sudah sms keluarga yang di Bukittinggi untuk mengucapkan mohon maaf lahir bathin, dan menuturkan kata-kata rindu untuk keluarga disana” kata ihsan sembari ketawa dalam belenggu kesedihan. (m9)

0 komentar:

Posting Komentar